SELAMAT DATANG DI BLOG ARIEF ARDILES

jika ada kritik dan saran kami persilahkan
Semoga bermanfaat

Selasa, 31 Mei 2011

Bukti bahwa Al quran adalah firman ALLAH SWT



Dalam suatu kesempatan dialog dengan komunitas non muslim di  Riverside Amerika Serikat seorang peserta bertanya kepada Ustadz Syaikh Ahmed Deedat; “Who wrote that book?” sambil menunjuk pada Al Quran yang dipegang Sang Ustadz. Sang Ustadz tersenyum dan berkata; “Actually, what should you asked is Who authorized this book?, who authorized Holy Quran?”. Dan dia berkata; “This book was authorized by God Almighty, Allah Subhanahuwata’alla”.

Dia menyatakan adalah hal yang mustahil bila Al Quran karangan Rasulullah Muhammad, bahkan dalam Al Quran tak sama sekali ditemukan nama Ibu dan Ayah Rasulullah Muhammad. Dan bahkan nama Nabi Isa (Yesus) ditemukan lima kali lebih banyak dari nama Rasulullah Muhammad sendiri, nama Isa disebutkan sebanyak 25 kali, sementara nama Muhammad disebut hanya 5 kali (termasuk 1 kali penyebutan nama Ahmad). Tak mungkin seseorang yang menulis suatu kitab yang menyangkut keyakinan yang dibawanya yang kemudian berkembang pesat tanpa sedikitpun mencantumkan latar belakang diri dia yang menulisnya. Bukti yang sangat sederhana yang menunjukan bahwa Al Quran tidak dikarang oleh Rasulullah Muhammad tapi oleh Allah SWT, Tuhan Semesta Alam.

Adalah hal yang juga cukup sering ditanyakan (juga diragukan) oleh kalangan non muslim mengenai otentitas Al Quran yang diyakini Muslim sebagai firman Allah SWT. Sebagian memang tidak mengetahuinya namun sebagian adalah mati-matian menentang statement tersebut dan menyatakan bahwa Al Quran adalah karangan Muhammad, tulisan Muhammad.

Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah salah satu point krusial bagi setiap muslim untuk menyatakan kebenaran Islam, sebagai agama yang lurus, yang benar-benar diturunkan dan satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT.
Menurut Abu Khalil Syauki dalam buku “Al-Islam fi Qafshi Al-Ittiham” (“Islam Menjawab Tuduhan”) paling tidak terdapat beberapa point penting guna menjawab permasalahan ini yaitu :

Pertama, Gaya bahasa Al Quran adalah sangat berbeda dengan gaya bahasa Rasulullah Muhammad. Jika kita merujuk pada buku-buku hadist yang mengkodifikasi sabda-sabda beliau dan membandingkannya dengan Al Quran akan terlihat perbedaan yang jelas di semua sisi. Gaya dialog, mengajar dan orasi banyak dijumpai dalam sabda-sabdanya disamping penggunaan kata-kata dan makna yang populer dikalangan Arab. Berbeda dengan Al Quran yang tidak memiliki kemiripan dengan gaya bahasa Arab kebanyakan. 

Kedua, Mereka yang membaca buku-buku hadist akan merasakan eksistensi sosok manusia, ego yang lemah dan takut dihadapan Allah. Berbeda dengan Al Quran yang memamerkan kepada pembaca melalui ayat-ayatnya, ego Yang maha Perkasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan KasihNya tidak membuatNya lemah, gaya bahasa Al Quran tegas, kuat, anggun dan sangat berwibawa. Jika seandainya Al Quran adalah sabda Rasulullah Muhammad dapat dipastikan adanya kesamaan gaya bahasa Al Quran dan Hadist .

Ketiga, Rasulullah Muhammad adalah seorang yang ummi, tak mampu membaca dan menulis. Pertanyaannya, mungkinkah ia sosoknya yang telah membukukan mukjizat yang memuat hukum paripurna  yang tanpa cacat ini, yang komprehensif meliputi sosial, ekonomi, agama, politik dan banyak aspek lainnya?

Keempat, Jika visi Al Quran tentang kosmos, kehidupan, pola pikir, interaksi, perang, pernikahan, ritual ibadah, ekonomi dan visi lainnya yang kompleks, komprehensif dan solid adalah benar kreasi Rasulullah Muhammad, berarti dia bukanlah manusia.
Tak seorangpun mampu memformat aturan dalam satu masalah dari seabreg masalah dalam Al Quran. Sanggupkah seorang yang ummi, seorang diri dengan mudah memformat aturan-aturan dengan visi komprehensif berkenaan dengan kosmos, kehidupan, pola pilkir dan aspek lainnya?

Kelima, jika benar Rasulullah Muhammad yang mencipta Al Quran mengapa dia harus menisbatkannya pada fihak lain? Telah terbukti  bahwa Al Quran adalah kreasi tanpa tanding, dengan menisbatkan Al Quran pada dirinya tentu saja dia telah menobatkan dirinya sebagai manusia luar biasa, yang mengantarnya pada popularitas tertinggi. Apa yang mendasari keengganannya mengakui Al Quran sebagai kreasinya?

Keenam, Dalam Al Quran terdapat berita-berita tentang generasi terdahulu yang berbeda dengan yang diwartakan dalam kitab-kitab yang ada pada masa Rasulullah Muhammad, bahkan secara tegas mengkritisinya. Di dalamnya juga terdapat  mukjizat ilmiah  tentang matematika, kosmos dan teori-teori ilmiah lainnya.
Rasionalkah beliau yang tak mengenyam pendidikan apapun mengetahui teori difusi kosmos (alam semesta yang mengembang)?

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”    
(Q.S. Al Dzariyat: 47)

Mengetahui unsur-unsur materi kosmos adalah satu (The Big Bang Theory)?

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya”
(Q.S. Al Anbiya: 30)

Mengetahui volume udara di tempat yang tinggi menuju angkasa lebih tipis, hingga menyesakkan dada manusia?

“ ...niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit”
(Q.S. Al An’am: 125)

Mengetahui matahari dan bulan, keduanya berotasi?

“...dan menundukan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan”
(Q.S. Ar Raad: 2)

Mengetahui bahwa reseptor rasa sakit ada pada kulit manusia:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir pada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
(Q.S. An Nisaa; 56)

Pada awalnya diyakini bahwa rasa sakit adalah reaksi yang hanya diterima oleh otak manusia, penelitian mutakhir menemukan bahwa ternyata kulit memiliki reseptor (penerima rangsang) yang bereaksi pada rasa sakit, yang tanpa reseptor tersebut manusia tak akan mengalami rasa sakit. Prof.Tagatat Tejasen, ketua Departemen Anatomi pada Universitas Chiang Mai Thailand yang mengabdikan diri pada penelitian reseptor rasa sakit ini selama bertahun-tahun, sangat terkejut membaca ayat Al Quran ini. Ia tak percaya bahwa ternyata Al Quran telah menyatakan fakta ilmiah ini 1.400 tahun yang lalu. Dan pada Konferensi Medical Saudi ke -8 di Riyadh ia memproklamirkan: “Laa ilaha ilallah Muhammadarasullullah” (“Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”)  [Dari Dr.Zakir Naik; “Al Quran & Modern Science, Compatible or Incompatible?”]

Dan berpuluh-puluh teori ilmiah lainnya semenjak 14 abad lalu, masa yang jauh dari benderangnya sains?

Mungkin patut pula disimak komentar Dr.Maurice Buccaile seorang dokter Prancis dalam bukunya “La Bible, Le Coran  Et La Science” 1976.

“Dari hasil observasi yang dilakukan, hipotesa yang berpandangan bahwa Muhammad adalah pengarang Qur-an, tidak dapat lagi diterima. Bagaimana mungkin seorang yang tak dapat membaca dan menulis mampu menjadi penulis nomor satu, dalam sejarah literatur sastra Arab? Bagaimana mungkin ia dapat menyatakan kebenaran-kebenaran ilmiah yang orang lain pada waktu itu tak dapat memikirkannya dan tak membuat satupun kesalahan dari seluruh yang dinyatakannya?”

Ia berpendapat adalah sangat mengherankan bahwa suatu wahyu yang diturunkan 14 abad yang lalu memuat hal-hal ilmiah yang baru diketahui di abad 19 dan 20 yang membuatnya berkeyakinan bahwa Al Quran adalah benar Wahyu Tuhan.

Ketujuh, dalam Al Quran banyak dijumpai kritik terhadap diri Nabi Muhammad, semisal dalam Surah ‘Abasa (Ia bermuka masam) yang merupakan teguran atas kesalahan yang dilakukan. Sungguh tak masuk akal bahwa Rasulullah lah yang yang menulis dan kemudian mengabadikan kesalahannya sendiri.

“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa) atau ia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapat pengajaran), sedang ia takut (kepada Allah) maka kamu mengabaikannya.
(Q.S. ‘Abasa; 1-10)



“Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah)  bagi orang-orang yang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), setelah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang yang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam.
(Q.S. At Taubah; 113)

“dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti”
(Q.S. Al Ahzab; 37)

Kedelapan, Dalam kesehariannya Rasulullah Muhammad sering dihadapkan pada masalah-masalah mendesak yang memaksanya harus memberikan komentar. Terkadang rasulullah harus menunggu turunnya wahyu selama berhari-hari dan baru disampaikan kepada kaumnya. Jika Al Quran ini  adalah benar ciptaanya tentunya realitas ini tak akan pernah terjadi.

“Katakanlah: "Al Quran itu diturunkan oleh  Allah yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Q.S. Al Furqaan; 6)

Al Quran yang untuk pertama kalinya diturunkan Allah di suatu malam pada bulan Ramadhan ...

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr)”
(Q.S. Al Qadr; 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kami terima kritik dan saran dari anda
terimakasih