SELAMAT DATANG DI BLOG ARIEF ARDILES

jika ada kritik dan saran kami persilahkan
Semoga bermanfaat

Selasa, 31 Mei 2011

Kabar Gembira


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ada sebuah kabar gembira buat kita semua dari ALLAH SWT. Kabar gembira tersebut adalah :

"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan" (Q.S. Al-Qoriah (101) : 6-7)

Jadi, kabar gembiranya adalah kita bisa langsung masuk surga tanpa harus mampir ke neraka asalkan kebaikan (pahala) kita lebih banyak dari keburukan (dosa) kita. Syaratnya lainnya adalah kita harus termasuk orang-orang yang beriman.

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (Q.S.An-Nisa (4) : 124)

Modal kita adalah iman. Dalam Al-Quran banyak disebutkan orang-orang yang beriman akan masuk surga., jadi bukan hanya sekedar berislam. Ada perbedaan antara beriman dengan berislam.

Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah "kami telah berislam", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Hujuraat (49) : 14)

Tapi, bukankah orang yang berat timbangan kebaikannya tetap saja masih mempunyai dosa yang mesti dia pertanggungjawabkan walaupun sedikit ?
Jawabannya ada pada Al-Qur'an Surat At-Taghaabun :

"....Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. (Q.S. At-Taghaabun (64); 9)

Dan masih banyak lagi ayat lainnya yang senada dengan ini. Jadi, Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan (dosa) kita karena amal sholeh yang kita kerjakan. Misalkan kita mempunyai timbangan kebaikan 70 dan timbangan keburukan 20. Maka, keburukan kita akan dihapus oleh kebaikan yang kita miliki. Jadilah kita sekarang bersih dari dosa dan masih memiliki tabungan 50 kebaikan. Dengan begitu wajarlah jika kita bisa langsung masuk surga tanpa harus terjerumus ke neraka karena kita tidak memiliki tabungan keburukan lagi.

Jadi, ada dua syarat yang harus kita penuhi untuk bisa masuk surga ;
Pertama, beriman. Iman tidak hanya sebatas ucapan saja tapi juga harus dibuktikan dengan perbuatan.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. Al-Ankabut (29) : 2)

Syarat kedua, tabungan pahala kita harus lebih banyak dari tabungan dosa karena amal kebaikan akan mampu menghapus dosa-dosa kita. Bagi kita yang merasa yakin masuk surga dengan hanya bermodal mengucap syahadat berlaku perkataan sebagai berikut :

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 214)

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Imran (3) : 142)

Jadi jelaslah, semua itu membutuhkan pembuktian, karena banyak orang yang mengakui Allah sebagai Tuhannya namun tidak mau mematuhi aturan yang digariskan oleh Allah. Disatu sisi ia mengakui keberadaan-Nya namun disisi lain ia mengingkari perintah-Nya. Jika hanya mengakui Allah sebagai Tuhan lantas bisa masuk surga tentu iblis akan masuk surga. Iblis yakin sekali Allah adalah Tuhannya namun karena kesombongan dan kedengkiannya ia tidak memperdulikan aturan Allah SWT.

Bagi kita yang merasa telah beriman dan banyak berbuat ketaatan, jangan pernah lengah. Kita hendaknya belajar dari pertandingan sepakbola antara Manchester United dan Bayern Munchen pada pertandingan final Liga Champions tahun 1999. Saat itu Bayern Munchen memimpin 1-0 hingga detik-detik terakhir. Pada injury time (tambahan waktu) mereka harus mengubur impiannya meraih Pala Champion setelah kemasukan 2 gol. Mereka pun harus menelan pil pahit setelah kalah 1-2 dari Manchester United. Semua itu tidak akan terjadi jika di menit-menit terakhir Bayern Munchen tidak lengah. Karena itu, sebelum kita ditarik keluar dari arena pertandingan jangan pernah berhenti berlari. Sebelum nyawa kita ditarik, jangan pernah berhenti berbuat baik. Sebelum pluit ditiup oleh wasit, jangan pernah merasa telah memenangkan pertandingan. Sebelum sangkakala ditiup oleh malaikat, jangan pernah merasa telah berhak meraih piala surga.

Bisa jadi, disaat-saat permainan kita yang terakhir, kita membuat kesalahan fatal yang mengakibatkan kita diusir keluar lapangan oleh sang wasit. Seperti halnya Zinedine Zidane yang diusir keluar lapangan justru di pertandingan terakhirnya sebagai pemain sepakbola. Boleh jadi, dimenit-menit terakhir pertandingan, kita berbuat kelalaian sehingga gawang kita kebobolan. Jika itu sampai terjadi, hanya penyesalan yang akan kita dapatkan.

Bila di Hari Raya Idul Fitri yang lalu kita bergembira karena kemenangan yang diraih setelah berpuasa di bulan Ramadhan, maka anggaplah itu sebagai kegembiraan karena telah berhasil mencetak gol sehingga kita memiliki selisih gol yang lebih baik (memiliki saldo kebaikan yang lebih baik). Tapi tetap saja permainan belumlah usai. Itu adalah kemenangan sementara. Segala sesuatu bisa saja terjadi dalam sisa-sisa permainan kita di dunia ini. Kemenangan yang sebenarnya adalah ketika kita telah meraih piala surga.

Semoga tulisan ini dapat memotivasi kita untuk terus mengejar bola-bola kebaikan dimana saja demi meraih piala surga. Semoga kita tidak lengah terhadap permainan syaitan yang senantiasa mengincar kelemahan dan memanfaatkan kelalaian kita.

Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Q.S. Al-Hadiid (57) : 21)
Wallahu a'lam, mudah-mudahan bermanfaat
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kami terima kritik dan saran dari anda
terimakasih