SELAMAT DATANG DI BLOG ARIEF ARDILES

jika ada kritik dan saran kami persilahkan
Semoga bermanfaat

Kamis, 02 Juni 2011

Membangun Positive Thinking Secara Islam


Membangun Positive Thinking Secara Islam

Kecemasan jiwa selalu menempati posisi puncak di antara beberapa penyakit masa kini. Buku-buku dan penelitian-penelitian yang membahas tema ini sudah banyak. Meskipun begitu, fenomena kecemasan ini terus berlangsung.

Islam telah mengatasi persoalan ini dengan antisipasi penyembuhan yang telah dikenal sejak lebih dari empat belas abad yang lalu. Berikut ini adalah beberapa kiat Islam dalam membangun sikap positive thinking sehingga kita terhindar dari kecemasan jiwa.
 
Luruskan Pikiran Anda

Allah berfirman, ”…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (ar-Ra’d: 11)

 Ayat Al-Qur`an di atas adalah hukum perubahan dalam kehidupan di dunia. Oleh karenanya, keadaan Anda tidak akan berubah dari satu kondisi menjadi kondisi yang lain, kecuali dengan peran tangan Anda sendiri. Demikian pula dengan mukjizat. Memang, semuanya hanya akan terjadi dengan takdir Allah, namun dalam menjadikan segala sesuatu itu, Allah menggunakan sebab. Selama Anda belum mengenal hukum perubahan ini dengan baik, maka segala upaya Anda untuk mengatasi rasa cemas atau agar terbebas dari kesusahan, tidak akan berguna. Anda tidak akan mampu terbebas dari rasa cemas kecuali jika Anda sendiri bersikeras untuk mengatasi hal ini. Anda harus berusaha untuk mencari jalan agar terbebas dari rasa itu. Akan tetapi, bagaimana hal itu dapat terwujud?

Semua itu dapat terwujud dengan mengubah dan meluruskan gaya berpikir Anda. Anda tidak akan merasa bahagia jika memenuhi kepala Anda dengan pikiran kesedihan dan beberapa kesusahan yang berat untuk dipikul.

Hidup Anda tentu merupakan hasil berpikir Anda. Oleh karena itu, dengan kapasitas Anda, Anda dapat mengubah jalan hidup Anda dengan cara mengubah jalan berpikir Anda. Dengan kapasitas Anda pula, Anda bisa sakit atau juga menikmati sehat.
 
 
Hilangkan Penyakit Hati

Sering kali, kita sendirilah yang membuat rasa cemas terjadi pada diri kita. Juga kita sendiri yang memilih terjadinya kesusahan dan kesedihan. Bahkan lebih dari itu, mungkin ada di antara kita yang menyiksa diri dengan penyakit hati pada diri kita. Penyakit ini tentu bukan karena virus atau sejenis mikroba, akan tetapi penyakit akibat adanya kerusakan pikiran kita dan akibat sedikitnya iman kita kepada Allah swt..

Salah satu contoh penyakit tersembunyi ini adalah iri. Orang yang berpenyakit iri, akan lebih menyakiti dirinya sendiri daripada menyakiti orang lain. Orang yang iri ini akan menyiksa diri sendiri karena suatu hal yang bukan miliknya.

Saudara sesama muslim, jauhilah sifat iri. Larilah jauh-jauh dari hal itu seperti Anda lari karena takut singa. Jangan pernah iri kepada seseorang yang telah Allah berikan karunia-Nya. Dengan iri itu, Anda telah menyalahkan keadilan Allah azza wa jalla, Allah Mahatinggi dari semua itu. Jika Anda iri, maka seakan-akan Anda mengatakan kepada Allah, “Engkau telah memberi kepada seseorang yang tidak berhak menerimanya dan Engkau malah meninggalkanku.” Astagfirullah. Apakah Anda ingin Anda sendirilah yang membagi-bagi rezeki?
 

Cintailah Orang Lain Seperti Mencintai Diri Sendiri

Ini bukan sekadar nasihat dan bukan sekadar kata-kata hikmah. Ini  merupakan obat jiwa dari sekian banyak penyakit jiwa yang ada. Ini juga merupakan hukum untuk membawa kebahagiaan bagi jiwa manusia, bahkan sesungguhnya, perkataan ini merupakan ucapan manusia pilihan, yaitu Nabi Muhammad saw.. Merupakan hal yang sangat penting jika kita memegang teguh sabda di atas karena jiwa manusia akan menjadi baik bila berpegangan dengan perkataan ini. Keimanan seseorang tidak akan sempurna kecuali dengan menjalankan makna perkataan ini.

Rasulullah saw. bersabda, “Salah seorang dari kalian tidak dikatakan beriman, hingga mencintai saudaranya seperti halnya mencintainya dirinya sendiri.” (Muttafaq ‘alaih)

Ketika Anda mencintai saudara Anda seperti Anda mencintai diri sendiri, dada Anda akan terasa lapang, jiwa Anda terasa tenang, dan Anda akan merasakan puncak kepuasan. Hanya dengan itulah Anda akan merasakan manisnya iman. Manisnya iman ini tidak dapat dirasakan dengan lisan, melainkan dengan hati. Anda juga akan merasakan kebahagiaan jiwa yang menyeluruh. Tahukah Anda mengapa hal ini dapat terjadi? Karena kebahagiaan Anda menjadi bertambah, ketika Anda melepaskan diri dari rasa benci dan memenuhinya dengan rasa cinta. Kebahagiaan Anda menjadi bertambah ketika Anda menanggalkan titik-titik hitam. Titik-titik hitam ini bisa berupa rasa dengki, benci, dendam, iri, dan lain sebagainya.
 
Jangan Sedih dengan Masa Lalu, Pikirkan Masa Kini

Anas r.a. berkata Rasulullah saw. bersabda, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kesusahan dan kesedihan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari perasaan lemah dan malas, dari rasa takut dan bakhil, dari terjepit oleh utang dan penguasaan orang-orang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Adanya perasaan sedih karena masa lalu, juga karena mengingat peristiwa masa lalu yang tidak mungkin kembali lagi merupakan suatu kelemahan yang akan menjadikan seseorang merasa terus terbelenggu dan hanya akan menjadikannya lemah dan tak berdaya.

Karena itulah, Rasulullah saw. melarang kita untuk menyesali hal-hal keduniaan yang terjadi pada masa lalu. Rasulullah saw. juga melarang seseorang mengatakan, “Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya....”

Rasulullah saw. Bersabda “Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begini-begini.’ Katakanlah, ‘Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi.’ Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan.” (HR Muslim)

Tidak menyesali masa lalu bukan berarti seseorang tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya. Maksud hadits Rasulullah saw. di atas adalah membimbing seorang muslim agar bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya lalu agar meminta pertolongan Allah dalam hal ini. Hadits ini kemudian menjelaskan pula bahwa barangsiapa yang meminta pertolongan Allah, maka ia selamanya tidak akan menjadi lemah. Dalam hadits ini, ada motivasi bagi seorang muslim agar percaya diri atas kesuksesannya dan agar tidak berputus asa.

Wallahu a’lam bish-shawwab.
st � ' o x� (x 0.0pt;font-family:"Courier New"'> 
Bagi seorang Muslim,membaca tafsir Al Qur'an bahwa
persenjataan dan teknik-teknik asing yang memungkinkan
orang-orang Eropa,menguasai ummat islam sebenarnya
telah disebut dan diramalkan dalam Al Qur'an,bisa jadi
pelipur lara.Inilah yang diungkapkan Bapak Quraish
sebagai konfensasi perasaan inferiority Complex (
perasaan rendah diri ).lebih lanjut Bapak Quraish
menyebutkan " Tidak dapat diingkari bahwa mengingat
kejayaan lama merupakan obat bius yang dapat meredakan
sakit,meredakan untuk sementara,tetapi bukan
menyembuhkannya. ".

Faktor lain dikemukakakn oleh Iffat,seorang
cendikiawan Muslim Mesir.Menurutnya trend ini berusaha
membangun rumah baru bagi peradaban islam setelah
ummat Islam mengalami dualisme budaya yang tercermin
pada sikap dan pemikiran.Dualisme ini memiliki sikap
kontradiktif antara mengenang kejayaan masa lalu dan
keinginan memperbaiki diri,dengan kekaguman terhadap
peradaban Barat yang hanya dapat diambil sisi
materinya saja.

Sehingga yang terjadi ,budaya dikawasan muslim berhati
Islam,tetapi berbaju Barat.Upaya Mufassir ilmiyah pada
hakekatnya ingin membangun kesatuan budaya melalui
pola hubungan harmonis antara Al Qur'an dan ilmu
pengetahuan modern yang menjadi symbol peradaban
Barat.Disaat yang sama mereka juga ingin menunjukkan
pada masyarakat dunia,bahwa Islam tidak mengenal
pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan seperti
yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan yang
mengakibatkan para ilmuwan yang menjadi korban hasil
pertemuannya.

Faktor lain yang menyebabkan tafsir ini semakin "
trendi ",berubahnya cara pandang muslim modern
terhadap ayat-ayat Al Qur'an terutama dengan
ditemukannya hakikat-hakikat ilmiyah baru diabad ke
-20 ini..Di muka telah disinggung ,dengan kemasan
bahasa yang singkat tapi padat,Al Qur'an bisa
berdialog dengan siapa saja,kalangan awam,atau
ilmuwan,kapan dan dimanapun ia hidup.

Kata " Lamuusi'un ", pada ayat 14 surat Ad Dzariyat "
Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan kami dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya ". (
bersambung )



     
           
__________________________________
Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
http://mail.yahoo.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kami terima kritik dan saran dari anda
terimakasih