SELAMAT DATANG DI BLOG ARIEF ARDILES

jika ada kritik dan saran kami persilahkan
Semoga bermanfaat

Kamis, 02 Juni 2011

MEMAHAMI ISYARAT ILMIYAH ALQUR'AN.




MEMAHAMI ISYARAT ILMIYAH ALQUR'AN.

Dalam rangka memperkenalkan diriNya,Allah menunjukkan
tanda-tanda kebesaran dan keagunganNya,melalui
ayat-ayat yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW,dan
yang terbentang dialam raya ini.

Yang pertama disebut ayat Tanziliyyah,mempunyai fungsi
utama sebagai petunjuk untuk seluruh ummat
manusia,baik dengan hubungannya antar sesama,Tuhan dan
alam raya.Maka yang dipaparkan Al Qur'an tidak hanya
masalah-masalah kepercayaan ( akidah ),hukum dan
pesan-pesan moral,tetapi juga didalamnya terdapat
petunjuk memahami rahasia-rahasia alam raya.

Di samping itu ia juga berfungsi untuk membuktikan
kebenaran nabi Muhammad SAW.Di dalam beberapa
kesempatan Al Qur'an menentang siapapun yang
meragukannya untuk menyusun dan mendatangkan " semacam
" Al Qur'an secara keseluruhan ( Q.S 52 : 35 ). Atau
sepuluh surah yang semacamnya ( Q.S 11 : 13 ),atau
satu surah saja ( Q.S 10 : 38 ),atau sesuatu yang "
seperti " atau kurang lebih " sama " dengan satu surah
darinya ( Q.S 2 : 23 ).

Dari sini muncul usaha-usaha untuk memperlihatkan
sisi-sisi dalam Al Qur'an yang dapat " menaklukkan
"siapapun yang meragukannya.Sehingga kebenaran bahwa
ia bukan tutur kata manusia menjadi tak
terbantahkan.Inilah yang kemudian dikenal dengan
I'jaz.

Karena terwujud teks bahasa yang baru dapat bermakna
setelah difahami,maka usaha-usaha dalam memahami dan
menemukan rahasia Al Qur'an menjadi bervariasi sesuai
dengan latar belakang yang memahaminya.

Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan
Berbicara tentang Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan kita
akan dihadapi oleh pertanyaan klasik,adakah kesesuaian
akan keduanya,atau sebaliknya.

Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya penulis
kemukakan apa yang pernah dialami oleh seorang ilmuwan
moderen , Einstein.Ia mengatakan : " Tiada ketenangan
dan keindahan yang dapat dirasakan hati melebihi
saat-saat ketika memperhatikan keindahan rahasia alam
raya.Sekalipun rahasia itu tidak terungkap,tetapi
dibalik itu ada rahasia yang lebih indah lagi,melebihi
segalanya,dan jauh diatas bayang-bayang akal
kita.menemukan rahasia dan merasakan keindahan ini
tidak lain adalah esensi dari bentuk penghambaan.

Dari kutipan ini,agaknya Einstein ingin menunjukkan
bahwa ilmu yang sejati adalah yang dapat menghantarkan
kepada kepuasan dan kebahagiaan jiwa dengan bertemu
dan merasakan kehadiran sang pencipta,melalui wujud
alam raya.

Sampai disini,lalu mengapa sejarah agama dan ilmu
pengetahuan diwarnai dengan pertentangan ?
Diakui disamping memiliki kesamaan,agama dan ilmu
pengetahuan mempunyai objek dan wilayah yang
berbeda.Agama dalam hal ini Al Qur'an mengajarkan
bahwa disamping obyek ilmu meliputi alam materi (
fhisik ),sehingga manusia di suruh melakukan
eksprimen,juga ada realitas lain diluar jangkauan
pancaindra ( metafisik ),yang tidak dapat diobservasi
dan diuji coba.

Firman Allah " Aku bersumpah dengan apa-apa yang dapat
kamu lihat dan apa-apa yang tidak dapat kamu lihat " (
Q.S 29 : 20 ).Tetapi seorang ilmuwan tidak boleh
mengatas namakan ilmu untuk menolak apa-apa yang non
empiris .Sebab di wilayah ini Al Qur'an telah
menyatakan keterbatasan ilmu manusia ( Q.S 17 : 85
),sehingga dalam hal ini diperlukan keimanan.

Amat tepat apa yang dikemukakan DR.Maurice
Bucaille,seorang ilmuwan Perancis terkemuka,dalam
bukunya Al Qur'an, Bible dan sains Modern.Bahwa tidak
ada satu ayatpun dalam Al Qur'an yang bertentangan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.Inilah kiranya
sebab-sebab besarnya perhatian sarjana-sarjana Barat
untuk mengetahui lebih jauh model pendekatan Al Qur'an
dengan ilmu pengetahuan,sesuatu yang tidak pernah
dilakukan terhadap Bible.

Apa dan mengapa Tafsir Ilmiyah ?

Setiap Muslim wajib mempelajari dan memahami Al
Qur'an.Sebab seorang Muslim diperintahkan oleh Al
Qur'an untuk tidak beriman secara membabi buta (
taklid ),tetapi dengan mempergunakan akal pikiran.Ini
berlaku untuk sepanjang masa.

Ketika terjadi gelombang hellenisme didunia Islam yang
ditandai dengan penerjemahan buku-buku ilmiyah pada
masa dinasti bani Abbasiyah,khususnya pada masa
pemerintahan khalifah Makmum ( w 853 M ),mulailah
kecendrungan menafsirkan Al Qur'an dengan teori-teori
ilmu pengetahuan.Mafaatihul Al Ghaib karya Ar
Razi,dapat dibilang sebagai tafsir yang pertama memuat
secara panjang lebar penafsiran ilmiyah terhadap
ayat-ayat Al Qur'an.

Di zaman moderen,tafsir ilmiyah semakin populer dan
meluas.Menurut Jansen,fenomena tersebut berhubungan
dengan awal pengaruh Barat terhadap dunia Arab dan
kawasan Muslim.terlebih-lebih dengan paruh kedua abad
kesembilan belas dunia Islam berada di bawah
pemerintahan Eropah.Kekuasaan Eropa,dalam kawasan Arab
dan Muslim ini hanya dimungkinkan oleh superioritas
teknologi Eropa.

Bagi seorang Muslim,membaca tafsir Al Qur'an bahwa
persenjataan dan teknik-teknik asing yang memungkinkan
orang-orang Eropa,menguasai ummat islam sebenarnya
telah disebut dan diramalkan dalam Al Qur'an,bisa jadi
pelipur lara.Inilah yang diungkapkan Bapak Quraish
sebagai konfensasi perasaan inferiority Complex (
perasaan rendah diri ).lebih lanjut Bapak Quraish
menyebutkan " Tidak dapat diingkari bahwa mengingat
kejayaan lama merupakan obat bius yang dapat meredakan
sakit,meredakan untuk sementara,tetapi bukan
menyembuhkannya. ".

Faktor lain dikemukakakn oleh Iffat,seorang
cendikiawan Muslim Mesir.Menurutnya trend ini berusaha
membangun rumah baru bagi peradaban islam setelah
ummat Islam mengalami dualisme budaya yang tercermin
pada sikap dan pemikiran.Dualisme ini memiliki sikap
kontradiktif antara mengenang kejayaan masa lalu dan
keinginan memperbaiki diri,dengan kekaguman terhadap
peradaban Barat yang hanya dapat diambil sisi
materinya saja.

Sehingga yang terjadi ,budaya dikawasan muslim berhati
Islam,tetapi berbaju Barat.Upaya Mufassir ilmiyah pada
hakekatnya ingin membangun kesatuan budaya melalui
pola hubungan harmonis antara Al Qur'an dan ilmu
pengetahuan modern yang menjadi symbol peradaban
Barat.Disaat yang sama mereka juga ingin menunjukkan
pada masyarakat dunia,bahwa Islam tidak mengenal
pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan seperti
yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan yang
mengakibatkan para ilmuwan yang menjadi korban hasil
pertemuannya.

Faktor lain yang menyebabkan tafsir ini semakin "
trendi ",berubahnya cara pandang muslim modern
terhadap ayat-ayat Al Qur'an terutama dengan
ditemukannya hakikat-hakikat ilmiyah baru diabad ke
-20 ini..Di muka telah disinggung ,dengan kemasan
bahasa yang singkat tapi padat,Al Qur'an bisa
berdialog dengan siapa saja,kalangan awam,atau
ilmuwan,kapan dan dimanapun ia hidup.

Kata " Lamuusi'un ", pada ayat 14 surat Ad Dzariyat "
Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan kami dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya ". (
bersambung )



     
           
__________________________________
Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
http://mail.yahoo.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kami terima kritik dan saran dari anda
terimakasih